Jelang Pilkada Bali 2024, Gerindra Serap Aspirasi Relawan Penyu di Pesisir Blahbatuh

 09 Agustus 2024   

Sosok Made Muliawan Arya alias De Gajah yang merupakan Ketua Partai Gerindra Bali, digadang-gadang akan meramaikan bursa Pemilihan Calon Gubernur Bali.

Dalam mengoptimalkan perjuangannya nanti, kader-kader Gerindra pun telah turun ke lapangan, menyerap aspirasi masyarakat.

Seperti pada Rabu 7 Agustus 2024, kader Gerindra Gianyar, I Gusti Ngurah Kapidada alias Gung Kapidada dan I Kadek Diana, turun ke Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali dalam menyerap aspirasi anggota Saba Asri, sebuah relawan pelestari tukik yang beranggotakan sekitar 40 orang.


Gung Kapidada merupakan anggota DPRD Gianyar periode 2019-2024 dan 2024-2029, sementara Dek Diana merupakan anggota DPRD Bali 2024-2029.

Kadek Diana mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi keberadaan kelompok konservasi penyu ini, terlebih lagi berada di bawah naungan desa adat, sehingga mempermudah penyaluran bantuan oleh pemerintah.

"Penyu merupakan hewan yang dalam kategori dilindungi, dari seribu yang dilepas hanya bisa hidup satu penyu, sehingga perlu campuran tangan manusia untuk menjaga kelestariannya," ujarnya.

I Gusti Ngurah Kapidada melihat, tempat konservasi penyu ini memerlukan fasilitas yang memadai.

Namun dari keseluruhan tempat tersebut cukup asri.

Dalam kunjungannya itu, masyarakat menghendaki membuat yayasan.

Pihaknya pun akan menjembatani dengan pemerintah, supaya bisa terlaksana.

"Kita akan bantu koordinasikan agar yayasan tersebut bisa segera terbentuk," jelasnya.

Ketua Konservasi Penyu Saba Asri, I Gusti Ngurah Padmanaba, mengatakan Konservasi Penyu Saba Asri ini awalnya dikelola oleh perorangan.

Namun untuk memperkuat pelestarian, kini dikelola oleh desa adat.

Dia menjelaskan, persoalan yang saat ini dihadapi ialah operasional, serta gangguan alam seperti banyaknya anjing liar yang memangsa telur penyu hingga abrasi pantai, yang menyebabkan penyu kesulitan mencari tempat yang aman untuk bertelur.

"Abrasi sudah menghancurkan pagar permanen sisi timur yang langsung berhadapan dengan laut. Sampai saat ini kita belum bisa memperbaiki," ujarnya.

Sementara operasional mencakup biaya pakan dan biaya pembelian telur penyu dari masyarakat senilai Rp 3.000 per butir.

Sebab biasanya, ada sejumlah warga yang rela bergadang sampai malam, untuk mencari telur penyu yang baru menetas.

Telur tersebut diambil untuk menghindari dimakan anjing liar.

Telur yang diambil itu oleh warga langsung diberikan ke pihaknya sebagai pengelola Saba Asri.

Sebagai apresiasi, pihaknya pun memberikan uang pengganti Rp 3.000 per ekor telur.

"Kalau pagi hari kita cari jejak penyu usai bertelur sudah tidak ada, karena dihapus ombak. Bahkan bisa lebih dulu anjing liar atau biawak yang memangsa telur tersebut," ujarnya.

Keberadaan anjing liar, kata dia, menjadi semakin banyak karena ulah oknum masyarakat yang suka membuang anak anjing ke pantai.

Kata dia, anjing ini selain membawa ancaman rabies, juga menjadi predator bagi telur-telur penyu.

Untuk mensiasati biaya operasional pihak pengelola berencana akan bekerja sama dengan agen perjalanan wisata.

"Kita tidak menjual tukik tersebut, namun tamu yang dibawa agen bisa berdonasi bila ingin melakukan pelepasan tukik," jelasnya.

Source : Tribun Bali

TAGS :